Tadi sore iseng jalan-jalan ke Lulu Hypermarket di daerah Cakung, Jakarta Timur. Kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari komplek rumah. Lulu Hypermarket merupakan ritel asing yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA). Saat ini Lulu Group telah beroperasi sebanyak 120 toko di Jazirah Arab, Mesir, dan India dengan mempekerjakan lebih dari 38.000 karyawan dari berbagai kewarganegaraan. Lulu Group juga merupakan salah satu jaringan ritel terbesar di Timur Tengah.
Hypermarket ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, di hadapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Duta Besar UAE untuk Indonesia Ahmed Abdullah Al Mussali Al Awadi, dan Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis pada tanggal 31 Mei 2016.
Karena merupakan Hypermarket yang dimiliki oleh orang Arab, saya pun berpikir bahwa nuansa yang dihadirkan adalah nuansa Timur Tengah dengan musik khas padang pasirnya. Namun ketika memasuki pintu masuk, bukan nuansa Arab yang saya temukan tetapi nuansa Imlek. Di beberapa tempat tergantung ornamen khas Imlek. Sehingga membuat saya lupa bahwa saya sedang berada di Hypermarket yang dimiliki oleh orang Arab asli.
Hal yang membuat saya semakin emejing (bahasa alay kekinian) ternyata produk yang dijual pun banyak yang bernuansa Imlek. Terdapat stand khusus yang menjual ornamen Imlek seperti angpao, lampion dan pernak pernik Imlek lainnya. Kue keranjang yang biasanya hanya berbentuk bulat, disini malah dijual dalam bentuk uang Tiongkok kuno. Lantai 2 yang merupakan area department store pun dihiasi dengan ornamen khas Imlek. Pengunjung kebanyakan menggunakan hijab bahkan menggunakan burka dan orang seperti saya dengan kulit putih bagaikan bintang iklan sabun mandi Shinzui sangat jarang ditemui. Saya merasa seperti sedang nyasar di Timur Tengah tapi taste Asia.
Produk Sari Roti yang diboikot oleh beberapa ormas dan umat Muslim, disini dijual bebas dan tetap laris manis tanpa ada anjuran memboikot. Produk Pizza (tetap ditulis dengan PIZZA bukan FITSA) siap panggang pun juga banyak tersedia dengan berbagai topping.
Jadi rasanya sangat lucu bila orang asli Arab saja begitu menghargai perbedaan bahkan ikut memberikan nuansa Imlek di tokonya dan produk yang dijual pun tidak terbatas hanya dari Arab, tapi ada sebagian orang Indonesia malah ingin Indonesia menjadi seperti Arab dan menentang perbedaan. Bahkan MUI pun rencananya akan membahas tentang fatwa apakah haram mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. Jadi ada apa sebenarnya dengan bangsa ini? Masih sehat?
Keep Waras
@29117Lee
-----------
Komentar yang punya Pakter , " uda dapat izin dari FP* gak?"
@29117Lee
-----------
Komentar yang punya Pakter , " uda dapat izin dari FP* gak?"
ConversionConversion EmoticonEmoticon