"Lihat tuh, Presiden lu mau BUMN dipimpin oleh orang
asing. Kayak gada orang kita yang pinter aja..". Selintas tulisan ini
mampir di inbox yang gak bs saya jawab karena diblokir fesbuk. Ah, pertanyaan
ginian bikin saya pengen ngopi lagi..
Sebenarnya, emang kenapa kalo BUMN dipimpin orang asing? Toh
mereka cuman CEO -semoga dia ngarti apa arti CEO- sedangkan posisi kita tetap
Owner. Jadi, apa salahnya Owner menggaji seorang CEO entah itu dari asing,
aseng ataupun asem?.
Kebanggaan diri yang ketinggian membuat kita malah banyak
kalah di kancah pertarungan bisnis internasional. Penempatan konsep
nasionalisme yang kurang tepat, membuat kita jadi tidak banyak bergerak.
Emang ada berapa banyak model Sri Mulyani di Indonesia? Atau
berapa banyak yang seperti Thomas Lembong? Tentu bisa dihitung jari, meskipun
jari kita juga sulit menghitung berapa banyak orang kita yang menjadi CEO di
luar negeri. Dan mereka disana tidak ada masalah dengan itu..
Jokowi sudah tepat membandingkan dengan Uni Emirat Arab yang
dulu mempekerjakan orang bule untuk memimpin BUMN mereka. Untuk selamanya?
Jelas tidak, toh mereka juga pekerja kontrak. Perlahan-lahan terjadi
transformasi ilmu sehingga yang lokal bisa belajar dan mengambil alih pimpinan.
Ini hal yang biasa di dunia manapun juga. Jadi kalo masih
kaget perlu piknik kayaknya.. dodol aja piknik, masak ente kagak?
Ingat Petronas, perusahaan minyak milik pemerintah Malaysia ? Tahun
2014 aja, pendapatan Petronas mengalahkan pendapatan 141 BUMN Indonesia . Bikin
malu, kan ?
Padahal dulu Petronas belajar dari Pertamina. Mereka tidak malu untuk menggaji
orang-orang pintar dari negeri kita, untuk mengambil ilmunya...
Jadi, apa sih yang dikhawatirkan? Wong pelatih Timnas
sepakbola kita juga orang asing -Alfred Riedl yang dari Austria . Indonesia
pernah melarang pemain asing merumput di sini, dan -perhatikan - apakah
sepakbola kita menjadi lebih baik karenanya? Tidak juga, kan ?
Jadi tidak perlu-lah alergi dengan yang asing-asing selama
masih dalam kontrol kita. Mereka kita gaji dan kita manfaatkan ilmunya dengan
baik.
Adanya CEO asing di BUMN bukan saja akan membuat kita tambah
pengalaman dalam kancah internasional, juga akan membangun kompetisi sehat buat
orang kita supaya jangan kalah dengan mereka.
Tapi, wajarlah... Wong kenaikan STNK 100 rebu untuk 5 tahun
aja masih kagetan, apalagi membahas CEO asing, bisa jantungan..
Bahas aja yang sesuai kapasitas, misalnya kancing jas
Jokowi. Mungkin disana bakat terpendam anda, berfikir hal yang kecil-kecil ajah.
Kebetulan saya lagi nongkrong di warung padang . Mau pesan otak atau tunjang? "Tunjang
aja deh, bang.. hehehe". Sini ku tunjang...
http://www.dennysiregar.com/2017/01/ceo-asing-di-bumn-kenapa-emangnya.html
-----------
Komentar yang punya pakter : "Kalok dipahami apa yang bang sampaikan ini pasti gak ada lagi kata osang osang eh aseng asing."
ConversionConversion EmoticonEmoticon