![]() |
Hitler dan stafnya di Wolf's Lair, Juni 1940. Walther Hewel persis di atas topi Hitler. |
Hitler suka musik klasik. Orang yang memainkan musiknya asal
Indonesia .
Hitler sering menggelar konser pribadi di rumah
peristirahatannya di Obersalzberg. Dia memiliki pianis, Ernst Hanfstaengl, anak
dari Franz Hanfstaengl, pengusaha penerbitan di Jerman dan Amerika Serikat,
yang sering membantu keuangan Hitler termasuk menerbitkan bukunya, Mein
Kampf. Bahkan, Hitler dikabarkan menikahi anak perempuan Franz, Erna
Hanfstaengl. Namun, Hitler membantah dan mengatakan “aku hanya kawin dengan
seluruh rakyat Jerman.”
Ernst pernah studi di Universitas Harvard dan berteman
dengan Franklin D. Roosevelt. Mereka anggota New York Harvard Club. Ernst lulus
kuliah tahun 1909 dan melanjutkan usaha ayahnya di Amerika Serikat. Dia menikah
dengan Helene Niemeyer, seorang Amerika berdarah Jerman.
Pada 1919, Ernst kembali ke Jerman dan menjadi doktor ilmu
filsafat dari Universitas Muenchen. Hitler menunjuk Ernst sebagai kepala Biro
Pers Luar Negeri di Amerika karena relasinya yang bagus.
Namun, hubungan Ernst dengan Hitler kemudian retak. Dia
berbeda pendapat dengan Menteri Propaganda Goebbels yang menceritakan hal-hal
buruk tentang Ernst kepada Hitler. Puncak rusaknya hubungan mereka karena Unity
Mitford, perempuan cantik teman dekat Hitler dan Goebbels. Setelah bercerai
dengan Helene, Ernst mendekati Unity yang membuat Hitler tidak senang.
Merasa nyawanya terancam, Ernst lari ke Swiss kemudian ke
Inggris. Ketika Perang Dunia II meletus, dia ditahan di Kanada. Pada 1942, dia
dikirim ke Amerika atas permintaan pribadi Roosevelt .
Dan Roosevelt mengangkatnya sebagai penasihat politik.
Siapa yang menggantikan Ernst sebagai pianis Hitler?
Dalam buku Jejak Hitler di Indonesia (2016), Horst
H. Geerken mengungkap bahwa pianis pengganti Ernst adalah Abu Bakar dari Hindia
Belanda (Indonesia ).
Sebelumnya, Geerken menulis pengalaman tinggal dan kerja di Indonesia
selama 18 tahun dalam buku A Magic Gecko .
Geerken mengetahuinya setelah mendapatkan informasi dari
Iwan Ong Santosa, wartawan Kompas yang menekuni sejarah. Iwan dan
ibunya menceritakan bahwa pada 1990-an mereka ingin membeli rumah di Bogor lalu ditawari
sebuah rumah di Jalan Raya Bogor milik Abu Bakar yang berusia sekitar 80 tahun.
Abu Bakar mengajar les piano dan biola.
“Tembok rumahnya tertutup oleh foto-foto dari guntingan
koran berbahasa Jerman dan Indonesia
yang memperlihatkan Abu Bakar sedang berpose bersama Hitler; dan Abu Bakar
sedang memainkan piano dengan Hitler dan Eva Braun di dekatnya,” tulis Geerken.
Kendati gagal membeli rumah itu karena Abu Bakar memutuskan
tidak mau menjualnya, Iwan mendapatkan kisah menarik sang pemilik rumah. Abu
Bakar bercerita kepada Iwan dan ibunya bahwa dia pernah tinggal di Jerman tahun
1937 dan selama perang paling lama di paviliun tambahan di kediaman Hitler di
Obersalzberg. Dia secara teratur pergi menghibur Hitler dan istrinya, Eva
Braun, ketika mereka bersantai dengan mendengarkan musik di petang hari.
Bagaimana Abu Bakar bisa pergi ke Jerman? Menurut Geerken
barangkali tidak akan pernah diperoleh jawaban yang pasti. “Dalam pikiran saya,
kuncinya ada di Walther Hewel,” kata Geerken.
Sampai tahun 1936, Hewel tinggal di perkebunan Neglasari
(Neglasari Estate Plantation), dekat Garut, Jawa Barat. Hewel juga penggemar
berat musik klasik sebagaimana terlihat dalam catatan di buku hariannya. Dia
mengenal Abu Bakar karena sering konser eksklusif di hadapan bos-bos
perkebunan. Hewel kemungkinan mendengar kaburnya Ernst dan mengatur agar Abu
Bakar bisa berangkat ke Jerman.
Abu Bakar kembali ke Indonesia setelah tahun 1950. Dia
hidup membujang dan kesepian di usia tua. Dia menjual rumahnya pada 1994.
Jejaknya lenyap seperti bekas rumahnya yang telah menjadi kebun penuh
pepohonan.
Abu Bakar tidak mendapat kekayaan dari hasil bermusik bagi
elite Nazi Jerman. “Namun, masa-masa berada dekat Hitler dan kalangan elitenya,
membuat dia banyak dihormati orang di Bogor
dan kisah-kisahnya tentang Hitler dan Obersalzberg selalu diterima baik oleh
para tetanganya,” kata Geerken.
http://historia.id/modern/abu-bakar-pianis-hitler-dari-indonesia
---------------
Komentar yang punya pakter :"Baru tahu aku bah"
---------------
Komentar yang punya pakter :"Baru tahu aku bah"
ConversionConversion EmoticonEmoticon